No Smoking, artinya NU Merokok

Merokok bagi warga NU seolah sudah menjadi tradisi yang melekat. Kiai NU, terutama yang sepuh bisa dipastikan sebagian besar perokok. Biasanya, para kiai merokok karena banyaknya jama’ah yang bertamu sampai malam. Biar tidak ngantuk, demikian salah satu alasan mereka.

Tapi, dasar tradisi merokok di kalangan warga NU ternyata tidak dari dulu ditemukan. Dasar tradisi merokok ditemukan oleh warga NU Purwokerto secara tidak sengaja, tepatnya ketika Muktamar NU di Situbondo tahun 1984.

Ceritanya begini:
Suatu ketika rombongan Muktamar dari Purwokerto berhenti sejenak untuk istirahat dan sholat di Pom bensin Yogyakarta. Seperti biasa, para kiai ada yang ijin ke toilet, ada yang cari kopi, dan ada yang sekedar leyeh-leyeh.

Salah seorang kiai sepuh melihat tulisan besar di dinding pom bensin, lalu bertanya kepada kiai yang lebih muda. “Itu ada tulisan besar, NO SMOKING artinya apa?”.

Kiai yang ditanya asal menjawab saja, ‘NO’ itu singkatan dari Nahdlatul Oelama (sesuai ejaan lama), sedangkan ‘Smoking’ itu bahasa Inggris artinya merokok. Jadi NO Smoking itu artinya Nahdlatul Oelama harus Merokok, kiai.

Baca Juga : Refleksi atau Lailatul Ijtima?

Kiai yang bertanya tadi manggut-manggut saja, sambil berkata dalam hati, hebat sekali Pom bensin ini, tahu sekali tradisi warga NU.

Begitulah dasar tradisi merokok warga NU. Sehingga, biarpun di Pom Bensin atau bahkan di Rumah Sakit sekalipun, kalau ada kesempatan pasti ngebul terus. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *