Mengenang Gus Dur, sapaan akrab KH Abdurrahman Wahid serasa mengingat kembali perkenalanku dengan tulisan-tulisan beliau di berbagai media massa pada awal tahun 80-an saat masih di bangku SMP.
Kegemaranku membaca buku, majalah, surat kabar sejak kecil tanpa terasa terus berjalan seiring tumbuh di usia remaja, Bermacam-macam media saat itu yang aku baca, kebetulan bapak berlangganan Kompas, sementara Pak De Iskak berlangganan Panji Masyarakat dan Harian Pelita.
Maka lumayan literatur tiap hari yang mengisi kepalaku. Saat itu media massa, khususnya media cetak belum banyak seperti sekarang. Surat kabar atau koran dan majalah tergolong barang langka bagi masyarakat kampung sepertiku yang jauh dari ibukota Kabupaten.
Rasanya beruntung punya Bapak dan Pak De yang gemar membaca sehingga ikut nimbrung membacanya. Membaca tulisan artikel, atau kolom mulai terasa mengasikan sejak duduk di SMP. Dari berbagai artikel yang sering kubaca, tulisan Gus Dur di Kompas dan Panji Masyarakat yang paling menarik.
Pikiranku tentulah sosok yang berlatar pendidikan pesantren, seorang kyai akan tetapi begitu fasih berbicara sepak bola. Sebagai penggemar bola sejak kecil, rasanya membaca tulisan Gus Dur tentang sepakbola dibawa ke ruangan yang sebenarnya
Betapa seorang Kyai muda saat itu mampu berbicara renyah, runtut, tahu tentang strategi permainan tiap kesebelasan, kenal betul filosofi sepak bola, faham betul psywar antar pelatih dan paling mencengangkan adalah hasil akhir pertandingan, Entah itu Piala Eropa , Piala Dunia selalu saja komentar-komentar Gus Dur selalu menghasilkan kebenaran.
Tak ada yang membantah kalau aku kemudian menjadi jatuh cinta dengan Gus Dur, Karena tak ada produk pesantren saat itu yang begitu dalam menguasai berbagai keahlian dan boleh dikatakan komplit untuk ukuran manusia abad ini. Sosok pribadi dengan kemampuan keilmuan yang begitu banyak mampu beradaptasi dengan situasai dan kondisi apapun tanpa dibatasi sekat-sekat agama, ras , suku dll.
Rasanya sulit menemukan kembali sosok Kyai yang fasih berbicara sepak bola dengan analisa-analisa yang yang tajam, dengan bahasa tulisan yang enak dicerna serta menghibur.
Gus Dur bagi masyarakat sepak bola adalah sosok yang sangat dihormati karena sumbangsih pemikiran dan gagasannya begitu berarti bagi perkembangan sepak bola indonesia dan dunia.
Sama seperti halnya kemampuan Romo Kyai Cholil Bisri yang juga pandai mengupas pertandingan sepak bola sering mengisi rubrik kolom sepak bola di Suara Merdeka dan media lainnya.
Ya sebelas tahun tanpamu Gus…..aku kehilangan komentar-komentar sepak bola darimu yang begitu renyah , tajam , dan membuat pembaca asyik menikmati tulisan analisamu Gus..