Suatu ketika Kertanegara (Raja Terakhir Singosari) berambisi untuk menyatukan Nusantara, dia melakukan relasi kuasa dengan kerajaan Champa dan Vietnam untuk menghalau invasi kerajaan Mongol (Kubilai Khan).
Ketika kertanegara mendapati Raja Champa yaitu Raja Jaya Shimawarman III (ketika masih putra Mahkota namanya Pangeran Harijit), berani menangkap dan menawan utusan mongol (Kubilai Khan), Kertanegara kagum dengan keberaniannya.
Saking kagumnya, Kertanegara sampai berkeinginan untuk mengawinkan anaknya, Putri Tapasi untuk menjadi istri Raja Jaya Simawarman III.
Kemudian Putri Tapasi menjadi Permaisuri ke dua Raja Jaya Simawarman III, dari perkawinan itu lahir dua anak Jaya Ananda dan Jaya Nanggala. Sedangkan Permaisuri pertamanya adalah Ratu Badhrawati yang memiliki anak dari perkawinan tersebut, yaitu Che Chi/Jaya Simawarman IV).
Ketika Jaya Simawarman III meninggal, yang menggantikan adalah Che Chi, sayangnya Che Chi meninggal ketika menyerang Vietnam, dan yang menggantikan adalah Jaya Nanggala dengan gelar Jaya Simawarman V.
Pada saat Vietnam ingin menguasai Champa, dikirimlah pasukan Majapahit di bawah komando Gajah Mada untuk membantu Raja Nanggala (Majapahit pada saat itu dibawah kepemimpinan Raja Jayanegara, thn 1326 M) untuk melakukan penyerangan pembebasan di Ibu Kota Vijaya saja.
Baca Juga : Ken Dedes
Anak dari Raja Nanggala atau Raja Shimawarman V yang bernama Che Bong Nga (1360 – 1390) yang lahir di Jawa dan mengikuti ibunya memeluk Islam, kembali bergerak bersama pasukan Majapahit di masa Hayam Wuruk untuk menaklukan kembali Vietnam dan berhasil menaklukam beberapa daerah (Vijaya, Amarvati, Kauthara, Panduranga) hingga ia terkenal Raja Besar.
Karena Kebesarannya, Che Bong Nga diberi Gelar Po Binosuar atau dikenal juga dengan nama Raja Zaenal Abidin (gugur dalam pertempuran thn 1390an), dan keturunannya termasuk Sunan Ampel.
Karena hal itu, Sunan Ampel masih punya ikatan darah dengan Kertanegara dan dia datang ke Nusantara sekitar tahun 1440an ke Majapahit dengan membawa bukti keotentikan keturunan kertanegara (Singosari), hingga diterima di Majapahit.
Jadi anggapan Majapahit anti Islam dalam konteks ini gagal karena Che Bong Nga lahir di Majapahit, dididik di Majapahit, seorang muslim dan menyerang Champa.
Tahun 1446 Champa diserang oleh Vietnam hingga hancur (Lihat di catatan Sulalatus Salatin/Sejarah Melayu), dan orang-orang Champa lari ke Selatan meminta perlindungan ke Malaka.
Tahun 1471 penyerangan terakhir Vietnam untuk meruntuhkan Kerajaan Champa. Dan di Nusantara Pada saat itu Sunan Ampel dan murid muridnya sudah dikenal dengan sebutan Walisongo.
Baca Juga : Sejarah Singkat Maulid Nabi Muhammad di Jawa
Awal abad 15 (1500an) Jawa sudah diketahui beragama Islam. Adipati adipati di wilayah Pantura dicatat oleh orang Portugis sudah muslim semua (1513, Tome Pires datang ke nusantara dan mencatatnya). Jadi jika Walisongo didirikan tahun 1470an maka sekitar 45 – 50tahun seluruh pulau jawa mayoritas telah beragama Islam.
Kenapa bisa secepat itu penyebarannya? Salah satunya karena Walisongo juga adalah keturunan raja Majapahit (keluarga Kerajaan) jadi bukan hanya karena faktor dewan Wali.
#Catatan Islam Nusantara