Ke Kebun Kita Kan Kembali

Covid-19, mempengaruhi hampir semua lini kehidupan. Kebijakan Work Form Home (WFH), membikin orang lama tinggal di rumah. Dampak positifnya banyak dari masyarakat yang menengok kebun, sekedar melepas kebosanan.

Ternyata kegiatan ini menjadikan banyak orang ketagihan. Ada sesuatu yang pernah kami alami di masa lalu, kemudian hampir terlupakan di hari ini. Berkebun, bercocok tanam, atau lebih populernya bertani. Akhir-akhir ini sepertinya tak begitu diminati generasi muda.

Gemerlapnya kota menjadi daya tarik luar biasa bagi banyak orang desa. Kesibukan di kantor, atau tempat kerja lainnya, menjadikan kegiatan berkebun seolah tak ada lagi daya tariknya. Atau ada juga anak yang sekarang memandang bertani sebagai pekerjaan yang sepele dan rendahan.

Corona merubah gaya hidup tersebut. Corona menggeser cara berpikir banyak orang. Banyak pekerja kantor, dosen, guru, karyawan swasta, untuk sekedar membuang rasa bosan di era pandemi ini, mencoba mengurangi itu semua dengan berkebun. Walau mungkin hanya sekedar dengan menanam bunga dalam pot di depan rumah.

Sesuatu yang lama tak tersentuh tetapi makin mengasyikkan. Berawal dari menengok sawah, ladang, kebun, atau mungkin hanya sekedar ikut menanam sesuatu di lahan kosong, bisa menjadi pintu untuk mengingat kembali bahwa masa kecil kita tumbuh di sekitar itu semua.

Ngarit, bikin tali dari bambu muda, memanjat pohon kelapa, memetik kelapa muda dan meminumnya dibawah pohon, makan boled mentah, lempar mangga, makan terong yang baru memetik dengan cabe rawit, adalah hal yang tak bisa terpisah dari kebanyakan kehidupan kita. Corona mengajak kita untuk kembali berakrab ria dengan alam. Sesuatu yang tak jauh dari kehidupan kita semua. Sadarkah kita?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *