Lelaki Berbalut Kain Sarung

lelaki muda berbalut kain sarung serupa kepompong yang menggantung di bahu sang Kyai itu
menjelma menjadi kupu-kupu lincah terbang dari sudut kamar pondok ke serambi masjid
lalu hinggap di kelopak bunga mekar di genggaman Kyai
ia menunduk menghisap madunya tanpa jeda

lelaki muda berbalut kain sarung itu
tetiba berubah serupa macan
dadanya bergetar hebat
tubuhnya seperti terbakar
sorot matanya menyala
gigi-giginya gemeretak
melihat kedaulatan negaranya kembali terancam
padahal ia baru saja merdeka

lelaki yang terbiasa menikmati sunyi mengeja abjad dari alif hingga ya
merangkai aurad pada dzikir
merapal puji di atas sajadah
menggeliat dari sujud mendengar Resolusi Jihad sang Kyai
takbir melesat dari tenggorokannya yang kering
Allahu Akbar!

ia melesat serupa mata panah menuju medan tempur
menembus barisan Sekutu dan NICA
menggenggam senjata sekadarnya
di dadanya hanya ada dua kata “merdeka” atau “mati syahid”
lukisan cinta akan Tuhan yang ia yakini dan negara yang ia cintai

lelaki berbalut kain sarung itu tak pernah menghitung angka
menandai diri dalam barisan nama
ia tak meminta balas dan jasa
ia hanya ingin merdeka
mengabdi pada Tuhan dan negaranya
“mundhi dhawuh” sang Kyai

Cilangkap, Oktober 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *