Radio Rama FM, Lima Tahun Menyapa Pendengar Lewat Udara

Masak masak sendiri, makan makan sendiri, cuci baju sendiri, tidurpun sendiri…”

Lantunan lagu dangdut berjudul ‘Angka Satu’ yang dibawakan Caca Handika terdengar dari dapur Kutut Ghina, nama udara Darsiti (38), salah satu penggemar radio komunitas Rama FM Ajibarang.

Hampir setiap pagi, Kutut Ghina memasak ditemani lagu dangdut dari program acara ‘Goseng Dangdut’, Goyang Senggol dangdut yang diputar Rama FM tiap pagi jam 8 sampai jam 10. Di hari yang lain, Kutut seringkali mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil mendengarkan musik disko lewat program ‘Semangat Pagi’.

“Mendengarkan radio sambil memasak itu bisa menambah semangat, dan memperbaiki mood yang buruk,” ujar Kutut ketika dihubungi luarkotak via telepon.

Kutut Ghina adalah salah satu dari ratusan penggemar fanatik radio komunitas Rama FM. Sejak awal berdiri tahun 2016, ia selalu setia mendengarkan program acara Rama FM.

Ekspansi Youtube dan platform musik lain tidak menjadikan Kutut berpindah haluan. Interaksi pendengar radio dengan penyiar atau DJ menjadi kelebihan dibanding Youtube. Bisa request lagu, dan ngobrol dengan penyiar radio yang ramah merupakan kelangenan pendengar radio komunitas.

Di dunia radio komunitas, fans merupakan ruh bagi kelangsungan hidup radio. Bahkan para fans atau penggemar Rama FM membentuk sendiri komunitas penggemar dengan nama Sobat Rama. Sobat Rama sering mengadakan pertemuan secara berkala. Dari jumpa fans, arisan, sampai ngobrol-ngobrol biasa.

“Dalam acara radio, interaksi pendengar dengan penyiar merupakan salah satu indikator suatu program banyak peminatnya. Banyaknya request lagu ketika program acara berjalan menunjukan suatu program disukai pendengar,” tutur Arin Apriatin, salah satu dari enam penyiar Rama FM kepada luarkotak.

Baca Juga : Perdebatan ‘Tim makan pakai kerupuk atau tidak”

Bahkan saking sukanya kepada seorang penyiar, lanjut Arin, ada penggemar yang masuk ke ranah pribadi penyiar. Ada yang minta nomer WA lah, curhat masalah pribadi lah, atau memberi hadiah setiap hari kepada penyiar tertentu. Itu merupakan resiko seorang penyiar. Yang jelas, radio komunitas tanpa penggemar tidak akan bertahan.

Di sisi lain, walaupun acara favorit masih dipegang program Campursari dan Dangdut, tapi acara talkshow juga banyak penggemarnya. Seperti acara keluarga bertajuk ‘Ngopi Kemasan’, Ngobrol Pintar Keluarga Masa Kini yang diampu Arin, justru menjadi ajang pendengar mengeluarkan unek-unek dan permasalahan keluarga.

“Banyak yang curhat ketika acara, terutama ketika membahas tema keuangan keluarga. Tapi nggak apa-apa, kami jadi ikut belajar,” tambah Arin yang mengaku menjadi penyiar karena passion.

Didirikan 25 Oktober 2016 silam, Rama FM sendiri sudah menemani pendengar selama lima tahun. Berawal dari keinginan menghadirkan radio komunitas di Ajibarang, khususnya radio sekolah sebagai media pendidikan dan hiburan, Rama FM telah menghasilkan bermacam program dan melahirkan penyiar-penyiar berbakat yang sebagian besar alumni SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang.

“Dengan tagline Lebih Dekat, Lebih Bersahabat, Rama FM membawa arus informasi dan hiburan dalam bentuk yang lain. Karena Rama Fm tidak hanya menjangkau para orang tua, tapi anak-anak muda masa kini,” kata Pimpinan Rama FM, Wahyono menegaskan.

Lima tahun bukan lah usia yang sebentar untuk ukuran sebuah radio komunitas, di tengah derasnya arus informasi berbasis media sosial, Rama FM Ajibarang tetap konsisten menyapa pendengar lewat udara, menjadikan Rama FM semakin dekat dan bersahabat dengan penggemarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *