Sosok  

Syekh Ali Jum’ah : Menghidupkan Majlis Ilmu dengan Kekayaan Pribadi

Melihat Maulana Syekh Ali Jum’ah hafizhahullah itu terasa dunia itu penuh kebaikan. Hilang berbagai rasa kekhawatiran. Rasanya ingin sekali seperti beliau, atau jadi seseorang yang beliau harapkan. Karena beliau menginginkan kebaikan pada umat.

Beliau contoh seseorang yang memanfaatkan fasilitas yang dianugerahkan, mensyukurinya dengan menjalankan hidup sesuai posisi yang diletakkan Allah SWT.

Lahir dari keluarga kaya raya, sejak SD sudah disediakan mobil dan sopir khusus untuk mengantarkan ke tempat diperlukan.

Punya jatah uang bulanan yang tinggi dari sang kakek untuk beli buku, tapi sang kakek ini berwasiat: “Tidak boleh menjual kitab pelajaran pada para murid”. Makanya pas menjadi dosen, maka buku pelajaran itu gratis untuk para mahasiswa/i.

Sampai pernah saat beliau mengajar di fakultas puteri al-Azhar, ada mahasiswi yang tiba2 berdiri & mengatakan: “Kok, anda menggratiskan kitab pelajaran, kenapa?!”, tapi Syekh menjawab: “Begitulah” tanpa menyebutkan bahwa itu wasiat sang kakek. Dan si mahasiswi pun makin meminta penjelasan.

Beliau begitu sering membagikan kitab-kitab di pengajian dll. Dan dulu pas zaman kaset/CD, beliau menyatakan bahwa beliau tidak mengambil apapun keuntungan dari penjualan.

Suatu hari, beliau diminta sang guru untuk membaca kitab Taj al-‘Arus, beliau pun mencarinya. Ternyata dapat kitab mahal sekali, puluhan jilid. Pulangnya sedih, ditanya sang ayah, beliau pun cerita dan sang ayah pun tersentuh: “Masa anak laki2 satu-satunya nih tidak dipenuhi keinginannya”, beliau pun diberi uang dan beli, juga dibaca.

Baca Juga : Dekengane Pusat

Setelah beberapa waktu pergi ke belakang al-Azhar ternyata ada kitab yg dengan judul yg sama, harganya hanya kalau dihitung-hitung sekarang 5 pound lah. beliau pun menyadari kalau sebenarnya telah salah membeli yang mahal..

Nah, di antara yang disukai oleh kita sebagai kaum muslimat nih, beliau sangat memahami kejiwaan perempuan. Mengetahui berbagai rutinitas perempuan. Karena beliau begitu dekat dengan sang ibu, punya beberapa saudari perempuan, sangat sayang isteri, dan anak-anak beliau perempuan semua. Ada anak laki2 tapi meninggal (kecil atau masih janin) namanya ‘Obadah, makanya kadang beliau disebut “Abu ‘Obadah”…

Jadi beliau tau sekali istilah-istilah perawatan kulit/wajah/kuku dll. Jadi kalau menanyai hukum pada beliau, cukup sebut istilah, beliau langsung nyambung tanpa perlu penjelasan.

Beliau muda di pramuka, rajin olah raga. Suka bermain tenis, permainan yang di Mesir ini termasuk permainan orang-orang kaya.

Intinya segala fasilitas beliau itu dimanfaatkan untuk umat. Sehingga beliau ketika talaqqi, sibuk berkhidmah pada masyayikh, mengantar jemput mereka, membawa ke rumah sakit, mencarikan obat dll.. Kata Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah: Makanya kita menyaksikan betapa berkahnya Syekh Ali.

Beliau punya peran penting dalam menghidupkan majlis ilmu al-Azhar. Insya Allah, pelajar yang menikmati talaqqi memberi andil pahala untuk beliau.

Beliau juga membangun Yayasan Mishr al-Khair yang membantu banyak sekali yang membutuhkan. Membayarkan hutang orang-orang yang terlilit hutang sampai di penjara, ada program bank makanan yang membagikan keperluan masyarakat tidak mampu, meningkatkan ekonomi masyarakat dengan berbagai upaya seperti pertanian, peternakan dsb..

Beliau juga punya program “Masajid Ahli al-Bait” yang fokus memperbaiki masjid-masjid yang ada maqam ahli al-bait. Makanya sekarang begitu banyak pemugaran masjid yang dulu sempat tidak terurus.

Beliau sebagai pimpinan Thareqat ash-Shiddiqiyah asy-Syadziliyah di Mesir itu juga banyak program. Menyediakan makanan gratis di berbagai kawasan padat, ada bantuan untuk para pengungsi dari negara-negara bertikai, pengiriman obat pada dokter, makanan dan pakaian pada pelosok-pelosok yg tidak terjamah.

Oh, iya ketika beliau menjabat Grand Mufti Mesir, maka Darul Ifta Mesir semakin mendunia. Beliau menyediakan berbagai fasilitas gedung, menggaji para karyawan, memberangkatkan haji dll. itu dari kantong beliau sendiri.

Dan beliau merupakan tokoh Aswaja yang telah banyak membuat pendukung Wahabi atau pengikut gerakan-gerakan menyimpang jadi sadar dan taubat ketika membuka mata: “Masa seorang yang seperti Maulana Syekh Ali layak disebutkan sebagai seorang yang bodoh, mengejar dunia atau jabatan, antek pemerintah dll?!.. Sungguh itu tuduhan yang tidak bisa masuk akal.”

Ya.. Sebagai orang hebat tentu banyak juga yang tidak terima, sehingga sudah biasa dihina, dicaci, dituduh dengan berbagai tuduhan keji bahkan beberapa kali percobaan pembunuhan dengan berbagai senjata terkini.

Semoga Allah SWT Menjaga beliau selalu untuk kita… aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *