Minimnya Kepercayaan Diri Remaja Menggunakan Bahasa Daerah

Di zaman modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat pesat. Perkembangan tersebut tentunya juga berpengaruh dan membawa dampak positif maupun negatif pada generasi muda penerus bangsa, baik anak – anak maupun remaja.

Salah satu dampak positif pesatnya perkembangan teknologi ini adalah mudahnya mencari informasi yang dibutuhkan setiap orang. Contohnya mencari video cara memasak sup ayam yang lezat di Youtube. Setelah menemukan dan memperhatikan video tersebut, orang itu akan bertambah ilmu pengetahuannya terutama dalam hal memasak sup ayam. Hal inilah salah satu dampak positif pesatnya perkembangan teknoogi.

Namun juga ada juga dampak negatifnya, yaitu budaya asing akan semakin mudah masuk dalam pergaulan masyarakat terutama pada remaja. Contoh kongkritnya penggunaan bahasa gaul di  media sosial. Hal tersebut tentunya berdampak kurang baik bagi budaya bangsa terutama dalam hal berbahasa.

Contoh lain yang mempengaruhi pergaulan sosial masyarakat, terutama pada remaja  berupa gaya berpakaian yang semakin tidak mencerminkan bangsa, perilaku/adab, maupun bahasa yang sudah sangat tidak tepat dan sesuai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Masuknya budaya asing dalam pergaulan masyarakat terutama pada remaja melalui berbagai hal seperti melalui media sosial, media elektronik, maupun lainnya. Hal ini tentunya juga perlahan menyebabkan budaya daerah akan pudar dalam diri remaja. Budaya daerah pun akan menjadi menurun dan tidak terpandang di rancah Internasional/ kalangan dunia.

Di zaman modern ini, banyak remaja yang menganggap bahwa budaya asing lebih keren dan gaul dari budaya daerah sendiri baik itu gaya berpakaian, perilaku, maupun bahasa. Sehingga apabila mereka menerapkan budaya asing tersebut dalam kehidupan sehari – hari, akan dianggap lebih gaul dan kece/keren.

Dalam berbahasa, di zaman ini juga banyak remaja menganggap bahwa apabila tidak bisa atau mengerti bahasa gaul dan hanya bisa menggunakan bahasa daerah, mereka dianggap kampungan. Sehingga hal tersebut juga menyebabkan kepercayaan diri mereka dalam menggunakan bahasa daerah semakin menurun.

Mereka juga lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa daerah sendiri ataupun bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya seperti pada saat ketika meminta maaf, dalam kehidupan sehari – hari coba perhatikan bahwa kita lebih sering mendengar mereka mengucapkan kata “sorry” daripada “maaf ataupun maaf dalam bahasa daerah masing – masing.

Kata “sorry” tersebut padahal merupakan kosakata bahasa asing tepatnya bahasa Inggris bukan merupakan kosakata bahasa daerah ataupun bahasa Indonesia. Padahal penggunaan bahasa daerah sendiri juga merupakan bentuk bela Negara dan cinta terhadap Tanah Air serta menjunjung tinggi bangsa Indonesia di rancah Internasional/ kalangan dunia.

Baca Juga : Membayangkan Bumi Bebas Sampah Plastik

Di zaman modern ini, dalam hal ini juga pengaruh dari teknologi berupa media sosial menjadi jembatan masuknya bahasa gaul dan asing dalam pergaulan remaja di kehidupan sosial. Masyarakat terutama remaja akan menjadi lebih mudah beradaptasi dengan orang terdekat maupun jauh melalui media sosial ini.

Untuk mengatasi hal – hal yang tidak sesuai dengan moral dan budaya bangsa Indonesia terutama dalam berbahasa, maka dari itu ayo mulai sekarang terapkan bahasa daerah masing – masing sesuai dengan moral budaya bangsa Indonesia dan bangga lah menggunakannya dalam kehidupan sehari – hari  serta tunjukan bahwa bahasa daerah juga merupakan bahasa paling keren dan kece di rancah Internasional atau kalangan dunia.

Jadikan bahasa asing dan gaul sebagai motivasi dan pelajaran hidup serta dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menjunjung tinggi penggunaan bahasa daerah di rancah Internasional atau kalangan dunia. Terapkanlah bahasa daerah masing – masing dalam kehidupan sehari – hari dan perkenalkanlah dan ajarkanlah bahasa daerah tersebut pada masyarakat asing yang ada di Indonesia sehingga bahasa daerah tersebut akan semakin mendunia.

Jangan pedulikan anggapan – anggapan orang lain tentang “apabila tidak bisa bahasa gaul dan asing maka berarti kampungan”dan jadikan anggapan seperti itu sebagai tombak dorongan kepercayaan diri dalam menggunakan dan memperkenalkan bahasa daerah di kalangan dunia. Cobalah perkenalkanlah dan ajak orang lain untuk mendalami serta belajar bahasa daerah masing – masing dalam beradaptasi melalui media sosial.

Untuk pemilik televisi, cobalah untuk tidak menampilkan hal – hal asing atau budaya asing dalam menayangkan hiburan maupun berita. Tayangkanlah hiburan dan berita tentang kearifan lokal dan juga tentunya perkenalkanlah bahasa daerah yang ada di Indonesia dalam acara hiburan televisi.

Selain itu, untuk para selebritis atau orang – orang yang sering mengisi acara pada televisi baik hiburan ataupun berita, cobalah untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tentunya perkenalkanlah juga bahasa daerah yang ada di Indonesia. Sebagai masyarakat yang menonton atau melihat acara – acara di televisi, janganlah tiru penggunaan bahasa asing yang ditayangkan dalam acara tersebut. Tetaplah teguh pendirian dan selalu bangga pada bahasa daerah masing – masing. (*)

Exit mobile version