Saran Yang Tepat Bagi Asmara Orang Gendut

MEMBACA kolom curhatan mojok yang dikirim oleh mba geje di M tentang “wanita gemuk yang sulit mendapatkan jodoh” membuat saya yang senasib membenarkan hal itu. Ya, kami memang kurang percaya diri tentang masalah yang hubungannya sama fisik-fisik gitu. Tapi, membaca balasan dari cik Prim tentang cerita Agus Mulyadi dan membangun karisma yaaaaaa itu juga benar. sek..sek..

Tapi, lain Agus Mulyadi lain kami cik. Kami kaum hawa cik, yang menyelesaikan masalah itu pakai hati bukan pakai logika. Tentu saja, kami tidak bisa disamakan penderitaannya sama gus mul atau sama temannya cik Prim. Kami kadang selalu iri ketika melihat cewek dengan badan langsing tapi nggak gemuk? kok ya bisa? Apa makanan saya yang salah? atau gimana sih?

Tentu saja bukan salah makanan, itu bisa jadi karena metabolismenya berbeda. Orang kurus yang makannya banyak tapi nggak gemuk-gemuk memiliki metabolisme lebih cepat yang berefek juga lebih cepat dalam ekskresinya, lain dengan orang yang metabolismenya lambat.

Saya punya contoh betapa memiliki fisik yang gemuk adalah sebuah masalah tersendiri selain juga berdampak pada kesehatan juga asmara. Yaitu mbak saya, yang tidak ingin saya sebutkan tapi saya sebutkan, dia selalu update status entah itu di fesbuk atau di WhatsApp tentang kegundahannya memiliki tubuh gemuk. Padahal bagi saya dia belum gemuk-gemuk amat, apalagi saya yang melebihi dia.

Dia selalu membandingkan tubuhnya yang dulu dengan yang sekarang. Dia seolah menceritakan pada dunia bahwa sebelumnya saya pernah kurus lohh, sebelumnya. Mungkin ada banyak wanita lain yang seperti itu. Sungguh, wanita yang memiliki tubuh gemuk pasti disetiap malamnya mengalami depresi, untung kami tidak hidup di korea yang para warganya sering melakukan bunuh diri karena memikirkan fisik. Kan kalo di Indonesia beda toh masalahnya.

Kami (para wanita gemuk) pasti jadi tidak percaya diri ketika mendekati gebetan kami. Apalagi jika gebetannya kurus, ganteng, putih. Kami pasti sudah kalah sebelum berperang. Akhirnya kami hanya gigit jari dan melihat dari jauh si doi yang akhirnya punya pacar juga.

Kami juga sulit menentukan pasangan, artinya kami kadang nggak bisa memilih. Kalo kami memilih mau yang seperti ini, ini, ini, yang baik, perhatian sayang teman, eh. Pasti kami mikir dua kali, ya kaliiiii dia mau sama aku yang cuma gini.

Akhirnya kami hanya bisa mengurung hati kami, dengan makanan-makanan dan drama korea yang punya oppa-oppa ganteng dan menjadi fangirlnya. Kami jadi hanya memandang sinis perihal asmara dan tetek bengeknya. Kami juga sudah muak dengan obat pelangsing baik kimia atau herbal.

Seperti lagu jaz-dari mata, cinta juga berawal dari mata lalu turun ke hati. Cinta nggak langsung turun ke hati. Seseorang akan melihat lawan jenisnya dari fisik dulu kemudian baru turun ke hati. Seseorang juga cenderung menentukan apa-apa dari fisiknya.

Begitu pula doi cik, Doi akan melihat bahwa badan gemuk adalah sebuah hal negatif sebagai parameter menentukan pasangan dan tidak menilai bahwa ada hal-hal positif lainnya yang lebih banyak yang dimiliki.

Bagi saya saran yang tepat adalah begini, “jangan terlalu berharap dengan seseorang yang memang tidak bakalan kita dapatkan, jika pasanganmu sudah waktunya bertemu denganmu niscaya dia akan menerima kamu apa adanya tanpa melihat hal negatif pada diri kamu, dia cenderung melihat hal positif yang ada pada dirimu dan itu membuatnya sempurna. Maka dialah pasanganmu yang sebenarnya, terimalah dia yang juga apa adanya”

uwuwuwuwu~~~

Exit mobile version