Beberapa hari ini saya menonton drama korea tentang kerajan zaman dulu di negerinya Lee Min Ho tersebut. Saya lupa judulnya apa karena awalnya tidak sengaja lihat di ponsel istri. Tadinya hanya melihat sebentar, tapi ada cerita yang menarik yang membuat saya akhirnya menghabiskan seluruh episode-nya.
Menariknya adalah kejadian sejarah itu sudah pasti fakta, tetapi penuturan sejarah dari waktu ke waktu yang seringkali jadi jauh dari fakta. Apalagi jika sejarah itu merupakan aib penguasa, maka bisa saja, tulisan-tulisan sejarah bisa diputarbalikkan. Tujuannya tentu agar generasi berikutnya tidak tahu fakta yang sesungguhnya.
Hal yang apik dari drama tersebut adalah intrik politik yang terjadi di istana. Sejarawan yang mengetahui kisah di balik pelengseran raja sebelumnya, hampir 100 persen mati dibantai. Sisanya yang hidup adalah sejarawan oportunis yang menggadaikan intelektualitasnya demi kekuasaan. Mereka akhirnya menjadi pejabat dengan cara menulis sejarah yang tidak sesuai dengan fakta demi kepentingan sang raja yang telah mengkudeta raja sebelumnya.
Namun, ada satu sejarawan garis lurus yang masih hidup dan diam-diam membangun faksi di dalam istana. Dia tahu bahwa semua catatan-catatan sejarah telah dimanipulasi oleh raja baru dan ada satu arsip milik sejarawan lama (mati dibantai) yang tersisa dan itu merupakan bukti konkret soal pelengseran raja terdahulu.
Tim sejarawan yang sedang bekerja untuk kerajaan, awalnya juga tidak tahu peristiwa sesungguhnya soal kudeta yang pernah terjadi. Mereka tahunya bahwa raja lama dikudeta karena memang bersalah sesuai dengan catatan sejarah. Tetapi lama kelamaan muncul kecurigaan, dan akhirnya menemukan satu catatan asli yang luput dari pembredelan sang penguasa. Mereka kemudian tahu bahwa mereka selama ini dibohongi oleh catatan-catatan sejarah yang tidak semestinya.
Hikmah dari drama ini adalah bahwa catatan sejarah memang bisa dimanipulasi, tetapi kebenaran sejati tetap akan menampakan kebenarannya. Ini mirip cerita pelengseran Gus Dur, di mana Gus Dur dilengserkan dengan cara difitnah skandal korupsi.
Faktanya, dengan berjalannya waktu, sejarah sendiri yang kemudian mengungkap bahwa Gus Dur dilengserkan karena intrik elit politik pada saat itu. Hal itu terungkap beberapa bulan lalu melalui sebuah buku. Buku itu berawal dari sebuah naskah yang terbuang. Naskah yang tidak sengaja ditemukan seorang wartawan di salah satu kantor partai politik tentang skenario melengserkan Gus Dur dari kursi kepresidenan.
Jangan sekali-kali memanipulasi sejarah, karena kebenaran tidak bisa dibungkam!
Tabik.