Review Film Sultan Agung

Siapa yang sudah nonton film Sultan Agung di bioskop? Kalo saya sendiri sudah. Menurut saya, bagi generasi muda seperti kita, sudah sepatutnya kita nonton film seperti ini. Selain sebagai pengingat atas jasa-jasa para pahlwan di negeri ini, kita juga mendukung industri kreatif yang kini makin berkembang. Sayang sekali jika anak muda lebih tahu superhero seperti Batman dan teman-temannya ketimbang tokoh-tokoh seperti Soedirman, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro dan lain-lain.

Berbicara Sultan Agung, beliau merupakan raja kerajaan Mataram Islam ketiga. Beliau merupakan cucu dari Panembahan Senopati dan anak dari Prabu Hanyokrowati. Sebagai raja kerajaan terbesar di Pulau Jawa kala itu, sudah tentu namanya juga terdengar hingga ke telinga para saudagar Belanda yang tergabung dalam organisasi VOC.

Sultan Agung merupakan sosok yang namanya sudah digenggam sejak Kanjeng Sunan Kalijaga masih hidup. Sebagai mahaguru daripada raja-raja Islam di Jawa pada masa itu, Sunan Kalijaga sudah meramalkan bahwa suatu saat Tanah Nusantara termasuk Jawa, akan kedatangan bangsa-bangsa perampok nan serakah, yang hidupnya akan membuat kerusakan di Tanah Jawa. Namun, akan pula lahir seorang keturunan Mataram yang gagah berani dan tidak mau tunduk terhadap kekuasaannya. Dialah Sultan Agung yang semasa kecil dipanggil dengan nama Mas Rangsang. Mas Rangsang sejak usia 10 tahun disantrikan kepada ulama sakti yang bernama Ki Jejer.

Sikap Sultan Agung yang tidak mau berkompromi dengan VOC, membuat dirinya dibenci. Siasat licik VOC yang memanfaatkan beberapa abdi dalem Kerajaan Mataram, membuat Sultan Agung berkali-kali dikhianati oleh orang-orang terdekatnya yang bersekongkol dengan pihak VOC.

Sikap antikomprominya membuat Kerajaan Mataram akhirnya menyerang Batavia yang kala itu sebagai ibukota VOC. Walaupun penyerangan itu kalah alias gagal, namun semangat para prajurit Mataram dicatat sebagai pasukan yang gagah berani. Panglima tempur seperti Tumenggung Bahurekso akhirnya gugur di medan laga.

Beberapa hikmah yang perlu dicatat dari sikap Sultan Agung selama diperankan di film antara lain ;

  1. Pemimpin harus pandai berdiplomasi, memegang teguh prinsip, dan berani memutuskan sikap walau risiko besar ada di depan mata.
  2. Pemimpin juga harus bisa berpidato/orasi untuk membakar semangat pengikutnya. Pemimpin harus berwibawa dan mengedepankan musyawarah untuk mendengar masukan dari berbagai pihak.
  3. Pemimpin harus cerdas dan berilmu. Oleh karena itu, pemimpin bukanlah ia yang malas untuk belajar.
  4. Pemimpin haruslah yang memiliki kualitas spiritual tinggi. Dalam memutuskan segala hal apalagi keputusan yang dampaknya sangat besar, ia harus berkonsultasi dengan Tuhan terlebih dahulu melalui meditasi/sholat hajat/bertapa dll.
  5. Pemimpin harus dekat dengan rakyat, baik dari kalangan terendah hingga tertinggi. Seperti halnya Sultan Agung yang tidak hanya duduk manis di Keraton, namun terjun juga ke masyarakat.
  6. Pemimpin harus bisa percaya kepada bawahan, sekaligus mencurigainya. Sikap curiga di dalam sikap percaya itu perlu untuk meminimalkan terjadinya pengkhianatan-pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang sekitar.
Exit mobile version